Sejarah Awal Mula Salat Idul Fitri di Lapangan Terbuka, Siapa Perintisnya?
SEAToday.com, Jakarta-Pelaksanaan salat Idulfitri di Indonesia lazim dilakukan di masjid dan lapangan terbuka. Pelaksanaan salat di masjid, sudah jelas, karena fungsi masjid adalah sebagai tempat ibadah umat muslim. Namun, pelaksanaan salat di lapangan terbuka, lebih sering ditemui saat digelarnya salat Idulfitri maupun Idul Adha. Istilahnya, lapangan tersebut khusus untuk menampung para jemaah yang akan melaksanakan salat Id.
Nah, sejak kapan umat muslim di Indonesia melaksanakan salat Idulfitri dan Idul Adha di lapangan terbuka?
Semua bermula dari seorang sosok bernama Kiai Haji Ahmad Dahlan, tokoh pendiri organisasi Islam Muhammadiyah. Kiai Haji Ahmad Dahlan pulang ke Indonesia dari Makkah membawa berbagai ilmu yang didapatnya dari negeri Arab. Tahun 1912, sosok bernama asli Muhammad Darwis itu mendirikan Muhammadiyah, yang punya misi mengembalikan kemurnian ajaran Islam sesuai pedoman Al-Quran dan sunah rasul.
Kehadiran Muhammadiyah membuat gempar, karena misinya tersebut. Kejadian yang paling melekat dalam ingatan sejarah adalah aksi Muhammadiyah memulai puasa dan lebaran berdasarkan ilmu hisab. Merangkum dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), hisab secara bahasa berarti menghitung. Seperti namanya, penentuan awal bulan menggunakan metode hisab mengandalkan hitungan falak atau ilmu astronomi.
Menggelar Salat Idulfitri di Lapangan Terbuka
Gebrakan lainnya adalah melaksanakan salat Id di lapangan sesuai sunah Rasul. Kala itu, kebanyakan penduduk menganggap salat Idulfitri hanya dapat dilakukan di rumah atau kadang di masjid jika memungkinkan. Hal ini menjadi perhatian Muhammadiyah, karena sesungguhnya jika merujuk pada contoh yang dilakukan di zaman Nabi Muhammad SAW, salat justru digelar di lapangan terbuka. Tujuannya agar seluruh Jemaah bisa berkumpul dan bersilahturahmi di satu lokasi, merayakan hari kemenangan.
Namun, hingga beliau wafat tahun 1923, ajakan tersebut belum bisa terlaksana. Baru pada tahun 1925, Muhammadiyah di bawah kepemimpian Kiai Ibrahim, berhasil menggelar salat Idulfitri di lapangan terbuka, tepatnya di alun-alun utara Keraton Yogyakarta. Saat itu, ada sekitar lima ribu jemaah yang melaksanakan salat Idulfitri.
Memicu Kemarahan Belanda
Tentu saja hal ini tak langsung diterima dengan baik oleh semua kalangan. Kaum konservatif dan pemerintah Belanda merasa terganggu dengan hal ini. Mereka menganggap pelaksanaan salat di lapangan terbuka mengganggu ketertiban dan keamanan.
Belanda berulah. Mereka kerap menghalang-halangi, kadang membubarkan pelaksanaan salat Idulfitri di lapangan terbuka. Belanda beranggapan bahwa salat Idulfitri harus memiliki izin. Pelarangan itu disinyalir sebagai bentuk ketakutan umat Islam bersatu. Muhammadiyah tentu saja melawan.
“Dalam kongres Muhammadiyah yang ke23 di Yogyakarta tahun 1934, diputuskan agar setiap cabang yang akan menyelenggarakan shalat 'Id di lápangan tidak perlu minta izin pada polisi, tetapi cukup memberi tahu saja. Andaikata dipaksa harus minta izin, maka permintaan izin itu cukup satu kali saja untuk selama-lamanya dan untuk seluruh Indonesia,” ujar M. Nasruddin Anshoriy Ch dalam buku Matahari Pembaruan: Rekam Jejak K.H. Ahmad Dahlan (2010).
Mereka menekan Belanda dengan menyebut salat Idulfitri tak perlu izin, cukup pemberitahuan saja. Belanda tak ingin masalah jadi panjang, apalagi berhadapan dengan umat Islam sehingga menyetujui keputusan kongres tersebut. Semenjak itu salat Idulfitri mulai marak dilakukan hingga seluruh Nusantara.
Recommended Article
Editor Choice
The Story of Nabawi Mosque, The Prophet’s Mosque
Nabawi Mosque located in Medina by the Prophet Muhammad (PBUH) himself in 622 AD. As of now, Nabawi mosque is the second-largest mosque in the world.
Trending
- # RamadanCorner
- # Ramadan
Popular Post
More Than 2000 Travelers Join The Free Eid Homecoming Program Org...
More Than 2000 Travelers Join The Free Eid Homecoming Program Organized by Telkomgroup
The Story of Nabawi Mosque, The Prophet’s Mosque
Nabawi Mosque located in Medina by the Prophet Muhammad (PBUH) himself in 622 AD. As of now, Nabawi mosque is the second-largest mosque in the world.
Iftar Rules in Public Transportation
During Ramadan, public transportation users sometimes have to break their fast (Iftar) while still on the move.
Unique Ramadan Traditions from Around the World
Aside from fasting, Ramadan also brings unique traditions held by countries around the world, here are five of them.
KAI Provides Pet Transport Service for Homecoming Passengers
KAI Provides Pet Transport Service for Homecoming Passengers