Cerita Anton Medan, Preman yang Memilih Jadi Pendakwah di Sisa Hidupnya

SEAToday.com, Jakarta-Lika-liku perjalanan hidup Anton Medan diwarnai dengan beragam kisah. Mantan narapidana dan preman tersebut memilih untuk menjadi pendakwah hingga tutup usia pada Senin, 15 Maret 2021.
"Sebagai seorang preman, saya masuk-keluar dari penjara satu ke penjara lainnya," kata pemilik nama Islam, H. Muhammad Ramdhan Efendi tersebut, dilansir Antara.
Anton Medan menambahkan bahwa dirinya semula penganut agama Buddha, beralih ke Kristen, dan akhirnya Islam. Ia mempelajari Islam dari banyak guru, mulai dari guru NU, Persis dan Muhammadiyah.
"Akhirnya, hati saya pun menjadi tenang," tambahnya.
Sosok Anton Medan sendiri bernama asli Tan Hok Liang. Pria kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara ini dikenal sebagai preman kelas kakap yang memulai "petualangan" kisah kelam di usia 12 tahun.
Ia sudah bolak-balik mendekam di balik dinginnya jeruji besi. Beragam catatan kriminalnya mulai dari menjambret, merampok, menjadi pengedar obat-obatan terlarang, hingga pernah menjadi bandar judi kelas kakap.
Hingga tiba satu masa, ia menemukan ketenangan dalam Islam. "Saya mempelajari Islam dari balik tembok-tembok penjara," tambahnya.
Anton sempat ditolak Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) dan Yayasan Karim Oei untuk memeluk Islam karena masa kelamnya. Namun, ia tak gentar dan membuktikan keseriusannya.
Ia resmi mengucap syahadat yang dituntun oleh Almarhum KH Zainuddin MZ, "Dai Sejuta Umat" pada 1992 silam. Setelah itu, ia mendirikan Majelis Taklim Ata'ibin yang menampung para mantan narapidana dan pengangguran, mendirikan pondok pesantren dan mendirikan rumah ibadah bernama Masjid Jami' Tan Hok Liang. Masjid tersebut berada di areal Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat.
Anton Medan tutup usia di kediamannya, Kompleks Pesantren At-Taibin, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 15 Maret 2021. Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) itu wafat di usia 63 dalam kondisi menderita penyakit diabetes.
Ia dikebumikan dengan diiringi bacaan ayat suci Al-Quran di Kompleks Pesantren At-Taibin, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 16 Maret 2021. Anton dikebumikan di makam seluas 4x4 meter dengan atap tiga tingkat berwarna hijau tua. Makam yang telah ia siapkan itu tempatnya berdampingan dengan Masjid Tan Kok Liong. (PUTU/DKD)
Artikel Rekomendasi
Rasa Nusantara
5 Makanan Khas Maluku Utara, Wajib Dicoba
Berikut rekomendasi makanan khas Maluku Utara yang wajib dicoba.
Unik, Ini 3 Makanan Khas Papua Pegunungan
Berikut merupakan makanan khas Papua Pegunungan yang unik.
Rekomendasi Kuliner Lezat di Blok M, Dari Ayam Bakar Ganthari hin...
Blok M selalu jadi tempat favorit anak muda untuk nongkrong dan, tentu saja, mencari kuliner enak. Area ini memang terkenal dengan beragam makanan lezat yang harganya ramah di kantong.
5 Kuliner Legendaris di Bali yang Wajib Kamu Coba
Bali memang juara dalam hal keindahan alam dan tempat wisata, tapi jangan lupakan kuliner legendarisnya! Selain tempat makan kekinian yang hits banget, Bali juga punya tempat makan yang sudah ada sejak puluhan tahun dan...
Trending Topik
Popular Post
Sejarah Awal Mula Salat Idul Fitri di Lapangan Terbuka, Siapa Per...
Muhammadiyah jadi yang pertama kali melakukan salat Idulfitri di lapangan terbuka sepanjang sejarah Nusantara.