• Senin, 20 Mei 2024

Ada Alasan Mengapa ART Infal Menjamur di Masa Libur Lebaran

Ada Alasan Mengapa ART Infal Menjamur di Masa Libur Lebaran
Jasa Asisten Rumah Tangga (ART) yang kerap dibutuhkan menjelang hari raya Idulfitri | Unsplash/Josue Michel

SEAToday.com, Jakarta-Lagu lama tiap Idulfitri datang, adalah drama per-ART-an. Yup, ditinggal mudik Asisten Rumah Tangga (ART) jadi fenomena tersendiri, terutama untuk rumah tangga yang ibu-nya bekerja di luar rumah. Bayangan harus mengurus printilan rumah tangga sambil mengatur waktu bekerja di kantor, sangat menguras tenaga.

Beberapa tahun belakangan, solusi terhadap masalah ini sudah tersedia. Adanya jasa ART infal, jadi angin segar untuk yang sangat membutuhkan. Namun, imbalannya tentu berbeda dengan ART reguler, karena mereka bekerja di saat orang libur hari raya. 

Lalu, sebenarnya apa yang menjadi pemicu awal mula munculnya fenomena jasa ART infal ini? 

Adanya Tradisi Mudik

Jika dilirik dari sejarahnya, mudik erat kaitannya dengan kemunculan kota-kota modern di Indonesia dan proyek urbanisasi pada abad ke-19. Banyak penduduk desa mulai mencari peruntungannya ke kota, merekalah yang nantinya melakukan mudik. 

Menuju udik alias mudik dilakukan ketika warga desa yang bekerja di kota, pulang untuk merayakan hari raya Idulfitri. Meski tradisi ini sudah ada sejak lama, penggunaan istilah mudik baru populer di era 1970-an, atau pada era Orde Baru (Orba). Semuanya karena pembangunan yang dilakukan oleh Orba cukup masif.

Salah satu pekerjaan yang banyak dilakukan orang desa di kota, adalah menjadi ART. Pastinya, para ART ini juga mudik saat hari raya. Mudik adalah momen yang paling ditunggu, karena biasanya di waktu inilah mereka bisa pulang melepas rindu lebih lama dengan keluarga di desa.

Sebagaimana yang diungkap Cendekiawan Islam, Komaruddin Hidayat mudik adalah milik semua orang. Setiap orang dapat menikmati romantisme pulang ke udik.

Komaruddin menganggap manusia sejatinya homo festivus, manusia senang pesta/perayaan. Jadilah, segala macam cara digunakan supaya tak melewatkan tradisi mudik.

“Ramai-ramai merayakan Lebaran Idulfitri bisa juga tergolong festival. Pada setiap festival, ada pola yang ajeg, yang dilakukan berulang-ulang secara masif pada momen-momen tertentu, beramai-ramai dalam suasana kegembiraan,” cerita Komaruddin Hidayat dalam buku Indahnya Mudik Lebaran (2015).

ART Infal jadi Solusi 

Nah, perkara ART yang mudik menimbulkan fenomena sosial baru. Terutama bagi keluarga-keluarga yang tidak atau belum bisa mudik ketika ART-nya mudik. Hal inilah yang menjadi pemicu munculnya celah bisnis baru: Jasa ART Infal.

Infal artinya adalah seseorang yang menggantikan tugas dan peran orang lain. Maka, ART infal tugasnya adalah mengerjakan pekerjaan yang dilakukan ART sehari-hari. Biasanya, jasa ini dicari menjelang hari raya, seperti Idulfitri. 

Antropolog Universitas Negeri Makassar, Dimas Ario Sumilih, menjelaskan fenomena ART infal jadi primadona setiap mendekati hari raya Idulfitri. ART infal yang dicari juga beragam, ada yang bertugas memberes rumah, menjaga anak, serta menjaga orang tua. Sesuai kebutuhan masing-masing rumah.

“Selama lebaran, aktivitas di rumah tangga meningkat secara signifikan, termasuk kegiatan memasak, membersihkan, dan menyambut tamu. Hal ini mendorong keluarga untuk mencari ART infal yang dapat membantu selama periode sibuk tersebut,” katanya saat dihubungi SEAToday, 5/4/2024.

Dimas menjelaskan fenomena itu tak jauh dari latar belakang sosial dan ekonomi. Ia melihat mereka yang menjadi ART infal lebih ke mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi kebuhan ekonomi. Mereka rela bekerja, sementara ART lainnya memilih mudik atau liburan.

Fenomena ART infal pun dikategorikan sebagai pekerjaan yang muncul di era modern. Pandangan Dimas beralasan, karena ART infal tak terlihat ada di era kolonial, tak juga pada saat Indonesia baru merdeka. Hadirnya ART infal dipicu adalah saat kelas menengah Indonesia mulai menjamur.

“Menurut Saya tidak ada. Karena konsep ART infal, terutama dalam konteks yang kita kenal saat ini, termasuk dalam kategori pekerjaan yang lebih modern dan tidak memiliki padanan yang spesifik dari zaman kolonial (atau zaman Indonesia baru merdeka),” tambah Dimas.

Jasa ART infal kini sudah disediakan oleh yayasan-yayasan penyalur ART. Tarifnya bervariasi, mulai dari Rp150.000 perhari dan biasanya harus pesan jauh-jauh hari. Ada juga yang memilih mencari ART infal melalui kenalan sanak saudara. Semua kembali pada kebutuhan masing-masing.

 

 

Share
Editor Choice
Ancol Gratiskan Tiket Masuk Untuk Ngabuburit selama Ramadan

Ancol Gratiskan Tiket Masuk Untuk Ngabuburit selama Ramadan

Mengenal Askida Ekmek, Tradisi Berbagi dalam Diam di Turki

Ada banyak cara bersedekah, namun salah satu yang unik ada di Turki, negeri yang mewarisi tradisi Kekaisaran Utsmaniyah atau Ottoman. Namanya Askida Ekmek.

Kuliner Khas Ramadan dari Berbagai Daerah di Indonesia

Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi dari berbagai daerah dan provinsinya. Dari tiap-tiap daerah ini banyak pula kuliner khas masyarakatnya.

Popular Post

Sejarah Awal Mula Salat Idul Fitri di Lapangan Terbuka, Siapa Per...

Muhammadiyah jadi yang pertama kali melakukan salat Idulfitri di lapangan terbuka sepanjang sejarah Nusantara.

Mengenal Askida Ekmek, Tradisi Berbagi dalam Diam di Turki

Ada banyak cara bersedekah, namun salah satu yang unik ada di Turki, negeri yang mewarisi tradisi Kekaisaran Utsmaniyah atau Ottoman. Namanya Askida Ekmek.

Kisah Masjid Agung Djenné , Masjid yang “Dibangun” Tiap Tahun

Di tengah Kota Kuno di Mali, berdiri struktur dari lumpur terbesar di dunia, Masjid Agung Djenné, sebagai bukti sejarah perkembangan Islam di Afrika.