SEAToday.com, Oslo - Badan Statistik Norwegia memperkirakan ada sekitar 200.000 muslim yang tinggal di negara tersebut. Mereka turut menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan tantangan tersendiri.
Bagi muslim yang tinggal di bagian utara Norwegia, waktu puasa mereka mencapai sekitar 20 jam. Dan untuk muslim di daerah ibu kotanya, Oslo harus berpuasa selama 18-19 jam, lebih lama dibandingkan Jakarta yang hanya 13 jam.
Dilansir dari CNBC, seorang aktris muslim yang tinggal di Oslo, Iman Meskini mengungkapkan bahwa tantangan saat bulan Ramadan bukan hanya waktu berpuasa yang lama, tetapi juga jam kerja dan lingkungannya yang menuntut produktivitas tinggi.
“Tantangan menjalankan Ramadhan di Norwegia adalah berpuasa di masyarakat non-Islam,” kata Meskini kepada CNBC.
“Kehidupan sehari-hari berjalan seperti biasa dan masyarakat mengharapkan Anda untuk berprestasi (sekolah, pekerjaan, ujian, dll) pada tingkat yang sama seperti sisa tahun ini,” tambahnya.
Setelah menjalankan puasa yang panjang, muslim di Norwegia akan berbuka dengan hidangan sesuai dengan anjuran agama, yaitu segenggam kurma dan segelas air. Itu juga menjadi umum karena muslim di negara ini terdiri dari warga asli dan migran dari Pakistan, Irak, Maroko, serta Turki.
Penulis: Annisa Salsabilla
Artikel Rekomendasi
Editor Choice
Mengenal Askida Ekmek, Tradisi Berbagi dalam Diam di Turki
Ada banyak cara bersedekah, namun salah satu yang unik ada di Turki, negeri yang mewarisi tradisi Kekaisaran Utsmaniyah atau Ottoman. Namanya Askida Ekmek.
Kuliner Khas Ramadan dari Berbagai Daerah di Indonesia
Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi dari berbagai daerah dan provinsinya. Dari tiap-tiap daerah ini banyak pula kuliner khas masyarakatnya.
Popular Post
Sejarah Awal Mula Salat Idul Fitri di Lapangan Terbuka, Siapa Per...
Muhammadiyah jadi yang pertama kali melakukan salat Idulfitri di lapangan terbuka sepanjang sejarah Nusantara.
Mengenal Askida Ekmek, Tradisi Berbagi dalam Diam di Turki
Ada banyak cara bersedekah, namun salah satu yang unik ada di Turki, negeri yang mewarisi tradisi Kekaisaran Utsmaniyah atau Ottoman. Namanya Askida Ekmek.